Zalim Jadi Lazim?

Zalim jadi Lazim? (masyaAllah wa naudzubillah), mungkin pernyataan itu yang ada di dunia kita saat ini. Mengapa dunia ini dipenuhi pernyataan tersebut?, karena banyak kelakuan yang menyimpang dari agama dan norma-norma yang berlaku. Banyak perilaku zalim yang menjadi lazim, seperti contoh; Korupsi, bahaya laten tersebut menjadi hal yang biasa di kalangan para pejabat (mungkin udah jadi trend tuh). Korupsi mungkin contoh yang luas, lah contoh tersempitnya yaitu berbohong atau tidak jujur. Bohong termasuk kegiatan zalim yang dianggap wajar saat ini. Betul atau Tidak?. Bohong adalah kebiasaan buruk yang bercabang. Apa saja sih cabangnya? Cabang bohong antara lain; Mencontek (pelakunya ga punya malu waktu kepepet), mencuri (kalo ditangkep polisi baru kerasa), dan sebagainya.
Kok bisa ya zaman sekarang dipenuhi hal-hal yang buruk seperti contoh tadi. Hal buruk tersebut terjadi karena beberapa faktor, antara lain :
  • Allah SWT dan Agama, Jika kita jauh dari Allah dan tidak pas dengan tatanan agama, otomatis dapat mengganggu faktor yang ada dibawah ini.
  • Iman, Iman yang tidak kuat dapat menerjeremuskan manusia ke hal-hal yang tidak bermanfaat.
  • Ilmu, Ilmu yang cetek dapat menimbulkan spekulasi yang buruk menjadi baik bagi dirinya, padahal yang buruk tersebut adalah lubang neraka. Tapi memang sih, zaman sekarang orang yang melakukan zalim punya ilmu, tapi ilmu tersebut jarang diterapkan untuk berpikir apa yang akan terjadi di masa depan dan di akhirat kelak.
  • Tingkat malu. Tingkat malu yang rendah dapat mempengaruhi keberanian untuk berbuat salah.
Tampaknya di zaman sekarang kita perlu banyak bercermin kepada yang terjadi pada saat Rasulullah SAW. Pada zaman Nabi Muhammad SAW, jika seseorang melakukan hal-hal yang tercela, ada hukum yang kuat untuk memberi sanksi dan penindakannya, otomatis pelakunya akan merasa malu yang nyata. Malu sangat ditekankan untuk mengurangi perbuatan zalim. Agar zalim tidak menjadi trend.
Sebenarnya zalim itu dapat dihilangkan dengan cara yang ada dibawah ini:
  • Menumbuhkan kesadaran bahwa zalim akan membawa petaka dan kesengsaraan baik lahir maupun batin
  • Saling mengingatkan dalam kebaikan dan kesabaran
  • Mengamalkan ajaran agama
Sahabatku yang bersemangat, janganlah mau terjebak dalam situasi ini. Kita yang memiliki semangat untuk berubah harus ditegakkan kembali. Orientasikan semua kepada Allah SWT, agar kehidupan kita lebih terarah dan tidak kembali ke jurang penyesalan. Dalam sebuah hadist diriwayatkan, “Tidak sepatutnya seorang mukmin terperosok ke lubang yang sama dua kali.” (HR Bukhari dan Muslim).
dari : Isa Elfianto (10 Juni 2011)

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Adz-Dzikr (pemberi peringatan) merupakan salah satu dari nama lain Al-Qur'an. Allah menyebut nama Adz Dzikr diantaranya dalam surat Al Hijr (yang artinya): “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Adz-Dzikr, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya” (QS.Al-Hijr/15:9). Adz-Dzikr juga merupakan asal-usul kata dzikir yang menurut syariat Islam berarti mengingat Allah SWT.

0 komentar:

Post a Comment