Kurbanmu Saksimu. Kurban yang baik seperti apa?
Pada saat menjelang pelaksanaan Idul Qurban, saya ditunjuk untuk menjadi salah
satu panitia pelaksana Qurban di kantor tempat saya bekerja. Pada saat pulang
bekerja, saya dengan rekan kerja pergi guna membeli hewan Qurban ke
tempat penjualan hewan Qurban dari dana yang dititipkan panitia kepada saya dan
rekan.
Saat sampai di tempat penjualan hewan Qurban, penjual hewan Qurban sedang sibuk melayani pembeli yang banyak berdatangan. Begitu juga dengan banyak pembeli yang terlihat sibuk memilih serta menawar harga hewan Qurban pilihan mereka guna memenuhi seruan ber Qurban pada hari raya Idul Adha nanti.
Saya dan rekan mesti menunggu agak lama sambil melihat lihat hewan Qurban yang tersedia dilokasi tersebut. Tapi, diantara banyaknya para pembeli yang sedang menunggu dan antri. Terdapat seorang ibu tua yang tengah memikul bakul jualan yang berisi kemoceng, sapu lidi dan barang barang lain. Terlihat sangat sabar, ibu tua tersebut berdiri melihat lihat pembeli yang tengah sibuk memilih hewan Qurban serta sedang menawar harga hewan Qurban tersebut pada penjual.
Sesudah itu tiba giliran saya dan rekan yang dilayani oleh penjual hewan Qurban tersebut. Sesudah memilih hewan Qurban yang cocok dan terjadi kesepakatan, kemudian penjual hewan Qurban tersebut mengambil dan mengisi kwitansi pembelian untuk saya dan rekan. Saat menunggu tersebut saya menghampiri ibu tua tadi dan bertanya ada perlu apa sampai rela lama menunggu disana.
Hati saya sempat berkata, mungkin ibu ini sedang menunggu sedekah dari penjual hewan Qurban tersebut. Tapi, betapa kagetnya saya saat mendapat jawaban dari ibu tua tersebut bahwa dirinya juga sedang ingin membeli hewan Qurban untuk di kurbankan atas nama dirinya sendiri.
"Alhamdulillah kasep (panggilan kasih sayang di daerah jawa barat), sudah beberapa tahun ibu terakhir rutin membeli kambing Qurban," ujarnya.
Bagaimana caranya ibu bisa membeli hewan Qurban sedangkan kerjaan ibu hanya berjualan kecil kecilan, tanya saya dengan hati hati pada ibu tua tersebut. Dan tidak lama kemudian ibu tua tersebut menjelaskan bahwa dirinya setiap hari menyisihkan seribu sampai dua ribu rupiah dari hasil berjualannya. "Alhamdulillah,jika sedang laku banyak, Ibu bisa menyisihkan tiga ribu sampai lima ribu rupiah kasep, tapi inipun jarang sekali kasep" sambung Ibu tua tersebut
"Jika dalam sehari seribu, dua ribu atau tiga ribu rupiah. Maka dalam satu tahun ibu dapat mengumpulkan uang sekitar 700 ribu lebih. Ini cukup untuk membeli kambing hewan Qurban yang terbaik menurut ibu." lanjut ibu tua tersebut menjelaskan.
Duh Nyes sekali rasanya hati ini...Sayapun hanya terdiam mendengar cerita ibu tua tersebut. Bila ibu tua tersebut saja bisa dengan sabarnya menyisihkan hasil jualannya setiap harinya demi keinginan terbesar agar dapat berqurban setiap tahunnya. Semestinya tidak ada alasan apapun bagi saya dan kereka yang kaya guna tidak melaksanakan ibadah Qurban setiap tahun. Saya tidak usah mengumpulkan uang jika mau membeli kambing hewan Qurban terbaik seperti yang di alami oleh ibu tua tersebut.
Dan lagi penghasilan saya dapat di bilang di atas rata rata yang lain, bahkan tidak hanya dapat membeli kambing hewan Qurban tapi seharusnya membeli sapi hewan Qurban pun saya mampu dalam satu gajian. Mungkin hanya butuh sedikit manahan keinginan untuk menonton di boskop, memakan makanan mewah, menginap di hotel bintang lima maupun membeli aksesoris mobil yang tidak ada puasnya.
Hal inilah yang menjadi renungan saya pada setahun terakhir ini. Jika ibu tua tersebut mesti menyisihkan seribu, dua ribu hingga lima ribu rupiah setiap hari dari hasil keringatnya berjualan setiap harinya dengan memikul bakul dagangannya. Yang paling hanya memperoleh keuntungan sepuluh ribu hingga dua puluh ribu rupiah setiap harinya. Maka, apakah saya telah cukup berani dan lapang hati dan ikhlas guna menyisihkan sepuluh persen dari penghasilan saya setiap bulannya untuk keinginan besar berqurban?.
Jujur saya belum dapat seperti ibu tua tersebut yang dengan ikhlas berqurban dengan hewan Qurban terbaik sesuai kemampuannya. Semestinya saya juga dapat berqurban dengan hewan Qurban yang terbaik dan sesuai dengan kemampuan saya. Ibu tua tersebut benama Ummi Kultsum, 71 tahun. Mempunyai 7 orang anak serta 18 cucu ini. Beliau juga sering menjual makanan kering, donat, risol, nasi uduk di rumahnya yang sederhana (cerita dari si Ibu tua)
sumber :
http://www.kabarislam.com/artikel-motivasi/hewan-qurban-terbaik
ABOUT THE AUTHOR
Adz-Dzikr (pemberi peringatan) merupakan salah satu dari nama lain Al-Qur'an. Allah menyebut nama Adz Dzikr diantaranya dalam surat Al Hijr (yang artinya): “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Adz-Dzikr, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya” (QS.Al-Hijr/15:9). Adz-Dzikr juga merupakan asal-usul kata dzikir yang menurut syariat Islam berarti mengingat Allah SWT.
0 komentar:
Post a Comment