Rusaknya kawasan hutan di Pulau Sumatera sangat mengkhawatirkan. Sampai-sampai harimau sumatera pada kabur keluar hutan sampai ada di Kawasan Mega Kuningan Jakarta. Kok bisa ya? Oleh karena itu artikel ini sebagai kampanye menyelamatkan harimau sumatera.
Kenali Alam Sumatera
Di akhir bulan Agustus yang lalu, beberapa ekor harimau sumatera mondar-mandir di kawasan Mega Kuningan Jakarta, ternyata harimau itu bukan harimau asli tetapi harimau jadi-jadian yang merupakan kampanye penyelamatan hutan Sumatera yang digelar oleh WWF (World Wild Foundation) Indonesia, badan yang sangat peduli sama lingkungan hidup.
Teori Rantai Makanan
Apa hubungannya matinya harimau sumatera sama global warming? Harimau jadi pertanda ekosistem hutan. Karena dalam teori rantai makanan harimau berada di paling atas. Bila harimau tidak ditemukan lagi di suatu hutan, itu merupakan pertanda bahwa hutan itu telah rusak. Kalau hutan sudah rusak, maka pemanasan global atau global warming akan semakin parah. Iklim jadi semakin tidak menentu, tingkat terjadinya bencana semakin meningkat. Kemarau panjang, banjir bandang, dan kemudian kelangkaan air dan pangan.
Harimau mati VS Global Warming
Bisa dikatakan bahwa keadaan hutan di Pulau Sumatera dalam keadaan sangat terancam. Sekitar 65-80% hutan telah ditebangi demi kepentingan perkebunan dan hutan industri, sedihnya penebangan dilakukan tidak bijaksana. Artinya tanpa dilakukan penanaman kembali. Padahal hutan adalah media penyimpanan air yang sangat baik. Jika terjadi musim kemarau datang, tidak terjadi kekeringan. Dan sebaliknya jika terjadi musim hujan datang, tidak akan terjadi kebanjiran. Namun kini karena hutan telah banyak yang ditebangi maka bencana tersebut menjadi lagu lama bangsa Indonesia.
Sesuai dalam firman Allah SWT QS Arrum ayat 41:
Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
Semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi semuanya dan menambah kepedulian kita terhadap lingkungan, kelestarian hewan dan hutan di Indonesia yang semakin kritis sehingga kita bisa mencegah terjadinya global warming yang berkepanjangan.
Sumber : Majalah Iptek Anak ORBIT No.10 tahun X
sai adz-dzikr
Kenali Alam Sumatera
Di akhir bulan Agustus yang lalu, beberapa ekor harimau sumatera mondar-mandir di kawasan Mega Kuningan Jakarta, ternyata harimau itu bukan harimau asli tetapi harimau jadi-jadian yang merupakan kampanye penyelamatan hutan Sumatera yang digelar oleh WWF (World Wild Foundation) Indonesia, badan yang sangat peduli sama lingkungan hidup.
Teori Rantai Makanan
Apa hubungannya matinya harimau sumatera sama global warming? Harimau jadi pertanda ekosistem hutan. Karena dalam teori rantai makanan harimau berada di paling atas. Bila harimau tidak ditemukan lagi di suatu hutan, itu merupakan pertanda bahwa hutan itu telah rusak. Kalau hutan sudah rusak, maka pemanasan global atau global warming akan semakin parah. Iklim jadi semakin tidak menentu, tingkat terjadinya bencana semakin meningkat. Kemarau panjang, banjir bandang, dan kemudian kelangkaan air dan pangan.
Harimau mati VS Global Warming
Bisa dikatakan bahwa keadaan hutan di Pulau Sumatera dalam keadaan sangat terancam. Sekitar 65-80% hutan telah ditebangi demi kepentingan perkebunan dan hutan industri, sedihnya penebangan dilakukan tidak bijaksana. Artinya tanpa dilakukan penanaman kembali. Padahal hutan adalah media penyimpanan air yang sangat baik. Jika terjadi musim kemarau datang, tidak terjadi kekeringan. Dan sebaliknya jika terjadi musim hujan datang, tidak akan terjadi kebanjiran. Namun kini karena hutan telah banyak yang ditebangi maka bencana tersebut menjadi lagu lama bangsa Indonesia.
Sesuai dalam firman Allah SWT QS Arrum ayat 41:
Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
Semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi semuanya dan menambah kepedulian kita terhadap lingkungan, kelestarian hewan dan hutan di Indonesia yang semakin kritis sehingga kita bisa mencegah terjadinya global warming yang berkepanjangan.
Sumber : Majalah Iptek Anak ORBIT No.10 tahun X
sai adz-dzikr
ABOUT THE AUTHOR
Adz-Dzikr (pemberi peringatan) merupakan salah satu dari nama lain Al-Qur'an. Allah menyebut nama Adz Dzikr diantaranya dalam surat Al Hijr (yang artinya): “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Adz-Dzikr, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya” (QS.Al-Hijr/15:9). Adz-Dzikr juga merupakan asal-usul kata dzikir yang menurut syariat Islam berarti mengingat Allah SWT.
Pancen manungsa iku gaweane mung ngrusak, makanya kita sebagai generasi penerus harus bisa melestarikan hutan kita dan fauna yang ada janga sampai punah.....
ReplyDeleteAllahu Akbar...