Wah enak ya bisa ikut pertukaran pelajar, sekolah di luar negeri, jalan-jalan sekalian nambah pengalaman di negeri orang. Sepintas enak banget deh kayaknya. Inilah sebagian anggapan dari saudara-saudara kita yang belum pernah mesakan hidup diluar negeri. menjadi duta di negeri orang memang sebuah kebanggaan tersendiri karena kita bisa mengenalkan inilah budaya kita orang Indonesia kepada mereka orang luar negeri, khususnya duta pelajar Indonesia di luar negeri sana.
Pertukaran pelajar ini memang memiliki tujuan mulia, yaitu membawa misi perdamaian, karena di dunia ini terjadi banyak konflik. Tapi apakah ini tujuan sebenarnya program pertukaran pelajar (Student Exchange). Adakah misi-misi lain dibalik diselenggarakannya program ini? Mari kita simak hasil investigasi penulis!
Inilah faktanya: para pelajar yang mengikuti pertukaran pelajar kebanyakan adalah pelajar yang aktif berorganisasi, berkepribadian, disiplin, berprestasi, dan leadership. Setidaknya bisa memimpin diri mereka sendiri. Selain itu mereka juga siap dicetak untuk menjadi kader-kader pemimpin masa depan.
Kebanyakan mereka dikirim ke negara-negara non muslim dan mayoritas penduduknya juga non muslim, mereka rata-rata tinggal selama 1 tahun. Tentunya sebagian besar dari mereka yang dikirim adalah pelajar muslim, tapi apakah pelajar muslim yang dikirim adalah pelajar yang Hanif, tahu agama, dan bisa menahan godaan selama mereka tinggal di luar negeri? Nah belum tentu.
Kalau yang dikirim yang tahu agama kan malah bisa jadi ajang dakwah, tapi kenyataannya kebanyakan pelajar yang lolos seleksi dan dikirim keluar negeri adalah para pelajar yang dangkal pengetahuan agamanya dan tidak fanatik kepada agamanya yaitu ISLAM, meskipun kata fanatik biasanya ditujukan untuk orang yang ingin menjalankan Islam sesuai syariah. Sebagian dari mereka yang dikirim adalah para akhwat dan ironisnya, disana mereka berinteraksi dengan orang-orang non muslim setiap harinya dengan tujuan membawa misi perdamaian. Kita tahu perang masih terjdadi dimana-mana, di Palestina, Iraq, Afghanistan, dan negara muslim lainya. Program ini memang bisa membawa misi perdamaian tapi sangat kecil kemungkinannya dan terbatas pada lingkup yang ditinggali saja.
Padahal propaganda yang dilancarkan oleh musuh Allah sendiri lebih dahsyat melalui media massa seperti berita TV atau Internet, koran, film, dan lain-lain yang menyatakan bahwa Islam itu adalah agama TERORIS dan agama yang buruk yang selalu mengajarkan kekerasan. Dan pernyataan ini telah menyebar ke seluruh dunia. Realitanya banyak pelajar yang ada di sana sudah mengikuti budaya mereka, sampai pemikiran mereka juga seperti orang Barat.
Ingatlah Firman Allah SWT dalam Al Quran:
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah:"Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk(yang benar)" dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.(QS.Al Baqarah[2]:120)
Lingkungan yang benar-benar bebas bisa menjadi faktor utama merubah perilaku manusia dan merubah pola pikir, sehingga akan merobohkan benteng keimanan, lama-lama ibadah diremehkan dan bisa jadi Islam akan dilupakan. Makanan yang biasa dimakan disana apakah benar-benar Halal? Apakah pelajar Ikhwan disana bisa istiqomah menjalankan shalat Jumat? Berdasarkan pengalaman banyak yang tidak bisa menunaikan shalat Jumat, Masya Allah.
Dan pada akhir program ini, fakta yang terjadi adalah kebanyakan pelajar akhwat melepaskan jilbabnya, shalat sudah tidak wajib baginya, apalagi ibadah yang sunnah. Itulah sebagian kecil dari peristiwa tragis yang menimpa pelajar kita, pendangkalan aqidah, pencucian otak(brain wash) atau pemikiran kaum liberal sehingga pada saat mereka pulang ke Indonesia mereka bisa menularkan paham-paham liberal dan kebebasan. Sehingga nantinya jika mereka bisa menjadi pemimpin di negeri ini mereka akan tunduk pada hegemoni barat, merupakan nilai-nilai islam yang bahkan phobia dengan islam yakni agama mereka sendiri.
Ada sebuah pertanyaan. Asalkan prinsip kita kuat, kan ga jadi masalah? Benar memang, tapi realitanya setelah pulang dari sana, akan berbeda. Oleh karena itu, penulis sarankan bagi pelajar terutama kelas X di SMA-SMA seluruh Indonesia untuk lebih mempertimbangkan lagi dan lebih baik tidak mendaftarkan diri ke program ini, karena dari segi manfaat dan mudharatnya lebih banyak mudharatnya karena penulis telah mengalaminya. Wallahualam bishowab...
Pertukaran pelajar ini memang memiliki tujuan mulia, yaitu membawa misi perdamaian, karena di dunia ini terjadi banyak konflik. Tapi apakah ini tujuan sebenarnya program pertukaran pelajar (Student Exchange). Adakah misi-misi lain dibalik diselenggarakannya program ini? Mari kita simak hasil investigasi penulis!
Inilah faktanya: para pelajar yang mengikuti pertukaran pelajar kebanyakan adalah pelajar yang aktif berorganisasi, berkepribadian, disiplin, berprestasi, dan leadership. Setidaknya bisa memimpin diri mereka sendiri. Selain itu mereka juga siap dicetak untuk menjadi kader-kader pemimpin masa depan.
Kebanyakan mereka dikirim ke negara-negara non muslim dan mayoritas penduduknya juga non muslim, mereka rata-rata tinggal selama 1 tahun. Tentunya sebagian besar dari mereka yang dikirim adalah pelajar muslim, tapi apakah pelajar muslim yang dikirim adalah pelajar yang Hanif, tahu agama, dan bisa menahan godaan selama mereka tinggal di luar negeri? Nah belum tentu.
Kalau yang dikirim yang tahu agama kan malah bisa jadi ajang dakwah, tapi kenyataannya kebanyakan pelajar yang lolos seleksi dan dikirim keluar negeri adalah para pelajar yang dangkal pengetahuan agamanya dan tidak fanatik kepada agamanya yaitu ISLAM, meskipun kata fanatik biasanya ditujukan untuk orang yang ingin menjalankan Islam sesuai syariah. Sebagian dari mereka yang dikirim adalah para akhwat dan ironisnya, disana mereka berinteraksi dengan orang-orang non muslim setiap harinya dengan tujuan membawa misi perdamaian. Kita tahu perang masih terjdadi dimana-mana, di Palestina, Iraq, Afghanistan, dan negara muslim lainya. Program ini memang bisa membawa misi perdamaian tapi sangat kecil kemungkinannya dan terbatas pada lingkup yang ditinggali saja.
Padahal propaganda yang dilancarkan oleh musuh Allah sendiri lebih dahsyat melalui media massa seperti berita TV atau Internet, koran, film, dan lain-lain yang menyatakan bahwa Islam itu adalah agama TERORIS dan agama yang buruk yang selalu mengajarkan kekerasan. Dan pernyataan ini telah menyebar ke seluruh dunia. Realitanya banyak pelajar yang ada di sana sudah mengikuti budaya mereka, sampai pemikiran mereka juga seperti orang Barat.
Ingatlah Firman Allah SWT dalam Al Quran:
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah:"Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk(yang benar)" dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.(QS.Al Baqarah[2]:120)
Lingkungan yang benar-benar bebas bisa menjadi faktor utama merubah perilaku manusia dan merubah pola pikir, sehingga akan merobohkan benteng keimanan, lama-lama ibadah diremehkan dan bisa jadi Islam akan dilupakan. Makanan yang biasa dimakan disana apakah benar-benar Halal? Apakah pelajar Ikhwan disana bisa istiqomah menjalankan shalat Jumat? Berdasarkan pengalaman banyak yang tidak bisa menunaikan shalat Jumat, Masya Allah.
Dan pada akhir program ini, fakta yang terjadi adalah kebanyakan pelajar akhwat melepaskan jilbabnya, shalat sudah tidak wajib baginya, apalagi ibadah yang sunnah. Itulah sebagian kecil dari peristiwa tragis yang menimpa pelajar kita, pendangkalan aqidah, pencucian otak(brain wash) atau pemikiran kaum liberal sehingga pada saat mereka pulang ke Indonesia mereka bisa menularkan paham-paham liberal dan kebebasan. Sehingga nantinya jika mereka bisa menjadi pemimpin di negeri ini mereka akan tunduk pada hegemoni barat, merupakan nilai-nilai islam yang bahkan phobia dengan islam yakni agama mereka sendiri.
Ada sebuah pertanyaan. Asalkan prinsip kita kuat, kan ga jadi masalah? Benar memang, tapi realitanya setelah pulang dari sana, akan berbeda. Oleh karena itu, penulis sarankan bagi pelajar terutama kelas X di SMA-SMA seluruh Indonesia untuk lebih mempertimbangkan lagi dan lebih baik tidak mendaftarkan diri ke program ini, karena dari segi manfaat dan mudharatnya lebih banyak mudharatnya karena penulis telah mengalaminya. Wallahualam bishowab...
ABOUT THE AUTHOR
Adz-Dzikr (pemberi peringatan) merupakan salah satu dari nama lain Al-Qur'an. Allah menyebut nama Adz Dzikr diantaranya dalam surat Al Hijr (yang artinya): “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Adz-Dzikr, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya” (QS.Al-Hijr/15:9). Adz-Dzikr juga merupakan asal-usul kata dzikir yang menurut syariat Islam berarti mengingat Allah SWT.
wah.. makin nice aja artikelnya...
ReplyDeleteada betulnya.. tapi andaikan ada saudara2 kita yg sudah terpilih.. maka BEKALILAH MEREKA...!!!
BAHKAN BUAT KEBLIKAN DARI MASALAH NEGATIF DIATAS...
BUAT SAUDARA2 KITA YG BERDAKWAH DISANA... DIMANAPUN DAN KAPANPUN!!!
Tetap berkreasi!!
Iya betul harusnya yang kesana orang2 yang tau agama jadi bisa sekalian dakwah, nek cuma orang awam ya nanti bisa terpengaruh...
ReplyDeletemasyaAllah...
ReplyDeletembok pola pikirnya diganti, kalo logika masih jalan..ini artikel malah melarang kita kuliah di luar negeri.
kalo maksudnya biar orang2 yang paham agama aja yang dikirim, artikelnya salah. ini menjurus kearah melarang seluruh muslim study abroad.
mohon dipertimbangkan.
untuk Angga AlFarisi
ReplyDelete"ini menjurus kearah melarang seluruh muslim study abroad."
klo dikatakan seorang muslim, berarti dia sudah paham... tapi yg dimaksud artikel ini adalah orang yg masih awam... boleh saja sekolah diluar negeri, tapi bekali dulu iman agar tak terjerumus.. banya orang yg sudah mengalami hal seperti ini!!!
wallahu 'alam...
Betul yang dimaksud yang awam, bukan kalau orang muslim dilarang study abroad, kan mencari ilmu itu wajib bagi kaum muslimin dan muslimat, tapi kalau di negeri yang mayoritas non islam apalagi yang dituju hanya ilmu dunia kan harus dibekali dulu ilmu agamanya. ok
ReplyDeletePaham mas angga
tulisane malah gawe debat ki piye mbok kita renungkan dulu?
ReplyDeleteShalat istikharah semoga Allah memberi petunjuk,,,
halah.. ini hanya membenarkan akh...
ReplyDeletelagi pula tidak usah pake sholat istiqharah dalam menentukan hal yg sudah pasti baik tujuannya.
Tulisan ini memang ditujukan untuk mengcounter afs
ReplyDelete