Bila Impian Tidak Menjadi Kenyataan

Hidup ini mesti diteruskan, tidak semua yang kita inginkan pasti menjadi milik kita.


Ada masanya kita harus belajar menerima kenyataan bahawa ada waktunya, sesuatu benda/perkara itu bukan tercipta untuk kita. Mungkin juga, sesuatu yang kita rasakan baik itu, sebenarnya buruk bagi kita dan sesungguhnya, hanya Allah jualah yang Maha Mengetahui. Bersyukur dengan apa yang ada adalah penyelesaian yang terbaik agar jiwa ini menjadi lebih tenang dan tidak gelisah.

Hidup ini adalah kembara. Ibarat kita memandu sebuah kereta. Sebelum memulakan perjalanan, kita harus merancang dengan baik, memastikan keadaan kereta kita dalam keadaan yang baik dan selamat. Namun ada masanya, tidak semua yang kita rancang, akan menjadi kenyataan. Ada masanya, jalan yang kita lalui tidak disangka-sangka terjadi kemalangan lalu mengakibatkan lalulintas menjadi sesak. Kita terjepit ditengah-tengah jalan.

Stuck, Ada masanya kita terlepas susur keluar lalu sesat entah ke mana-mana. Yang dekat menjadi jauh. Duit minyak dan duit tol berlipat kali ganda perlu dibayar. Ada masanya juga kita tiba di suatu persimpangan yang asing bagi kita dan kita terpaksa membuat pilihan dengan kadar yang segera samada untuk ke kanan atau ke kiri. Ada masanya juga kereta kita dilanggar oleh kereta lain yang tidak bertanggungjawab. Kita cuma mampu berputih mata tidak dapat berbuat apa-apa. Naauzubillah...

Hidup ini tidak pernah lepas dari cobaan dan ujian. Maka sebab itulah juga, rukun iman yang ke enam, mewajibkan kita sebagai umat Islam agar yakin dan percaya dengan sepenuh hati kita kepada qada' dan qadar Allah. Kita hanya merancang namun Allah jualah penentu segalanya. Bismillahitawakkaltualallah... Harus diingatkan juga, fail to plan is plan to fail.

Walaupun kita tahu setiap apa yang berlaku, hanya berlaku dengan izin Allah, itu tidak semestinya menjadi alasan kepada kita agar berhenti berusaha dan cukup sekadar memeluk tubuh . Sesungguhnya, ini adalah konsep tawakal yang bercanggah dalam Islam. Islam menyuruh umatnya berusaha, kemudian barulah bertawakal kepada Allah, itu barulah masa yang tepat untuk kita serahkansegalanya kepada qada' dan qadar Allah.

Sebagai umat Islam juga, kita harus yakin dan percaya, doa adalah senjata utama kita. Berdoalah dan mohonlah kepada Allah dengan hati yang penuh yakin kepada kekuasaan dan keagungan Allah. Berdoalah agar segala usaha kita membuahkan hasil yang positif dan bertawakkallah.

Serahkan segalanya kepada Allah, tidak kira apa yang terjadi, pasrah dan redhalah dengan apa yang terjadi. Semoga kita menjadi hamba Allah yang tekun melaksanakan suruhan Allah, bersungguh-sungguh menjauhi larangan-Nya.

Semoga kita menjadi hamba Allah yang berusaha untuk mencapai redha Allah dan gigih mencapai impian, selari dengan saranan agama kita. Berdoalah dengan hati yang penuh yakin dan gantunglah harapan hanya kepada Allah. Tawakkallah.

Sabar dan redha bukan suatu yang mudah untuk dilakukan, namun hati-hati yang mengtauhidkan Allah dan berpegang teguh kepada rukun iman dan rukun Islam insyaAllah pasti mampu memilikinya. InsyaAllah...

Sai adz dzikr div-kaderisasi

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Adz-Dzikr (pemberi peringatan) merupakan salah satu dari nama lain Al-Qur'an. Allah menyebut nama Adz Dzikr diantaranya dalam surat Al Hijr (yang artinya): “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Adz-Dzikr, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya” (QS.Al-Hijr/15:9). Adz-Dzikr juga merupakan asal-usul kata dzikir yang menurut syariat Islam berarti mengingat Allah SWT.

0 komentar:

Post a Comment